“Dan (ingatlah) ketika Kami
selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan
kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang
laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang
demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.” [QS. Al-Baqarah
2:49]
Ahli
tafsir menyepakati bahwa Israil adalah Yakub bin Ishak bin Ibrahim As. Bani
Israil adalah sebutan untuk anak cucunya. Allah Swt. Member mereka keutamaan
dengan banyaknya di antara mereka yang menjadi Nabi. Mereka juga mendapatkan
kenikmatan-kenikmatan dunia, termasuk ketika Allah Swt. Menyelamatkannya dari
kejaran pasukan Fir’aun setelah hidup di tengah-tengah kebingisan Fir’aun yang
membiarkan anak perempuan hidup dan membunuh anak laki-laki yang lahir. Menurut
dukun-dukun Fir’aun, kalu anak laki-laki dibiarkan hidup, kelak akan mengancam
kekuasaannya.
Rasulullah
Saw. Bersabda, “Memaki-maki orang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya
adalah kekafiran.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).
Hadis
lain menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Lenyapnya dunia ini lebih
ringan dalam pandangan Allah daripada membunuh seorang mukmin tanpa alas an
yang benar.” (HR Ibnu Majah).
Fir’aun
telah menghilangkan hak hidup anak laki-laki. Perbuatannya telah melampau
batas. Hanya Allah yang berhak menghidupkan dan mematikan seseorang. Sehebat
apa pun manusia, ia tidak berhak melakukannya. Segala sesuatu terjadi
berdasarkan kehendak-Nya.
Kezaliman
dan kefasikan Fir’aun hakikatnya adalah ujian dari Allah Swt. Tujuannya untuk
menumbuhkan kesadaran dalam diri mereka bahwa ujian merupakan bentuk tempaan
dari-Nya. Segala persoalan hidup akan terasa ringan ketika ujian dijadikan
bekal pengetahuan, dijalani dengan penuh kesabaran, terus memohon kepada-Nya.
Allah Mahaluas ilmu-Nya. Dialah yang lebih mengetahui segala sesuatu yang
terbaik bagi setiap hamba-Nya.
Ayat
ini kembali mengingatkan kepada kita akan tabiat Bani Israil yang selalu kufur
terhadap nikmat yang Allah berikan. Mereka selalu menyimpang dari kebenaran dan
tidak mau mengambil hikmah dari ujian hidup. Hikmah kisah ini, yaitu agar
setiap ujian kehidupan dapat disikapi dengan tepat.
(Sayyid
Quth, Fi Zilalil Qur’an, Jilid 1, 2000:70)
※ Ya Allah... semoga
yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.
¤ Salam saying buat istri & anak
tercinta :
“Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah”
0 komentar:
Posting Komentar